Membangun rumah adalah kegiatan yang menguras tenaga, pikiran, dan dompet. Anda pasti akan merasa senang jika hunian yang dibangun memiliki tampilan yang indah. Anda perlu memilih material yang cocok, termasuk dalam hal penyusunan atap. Berikut adalah daftar bahan atap rumah yang paling sering digunakan di Indonesia.
Bahan Atap Yang Sering Dipakai Masyarakat
-
Genteng
Bahan pertama sekaligus yang paling populer dibandingkan semuanya adalah genteng. Bahan tersebut dibuat dengan melalui proses pembakaran di suhu yang tinggi. Materilanya juga di pres sehingga memiliki tingkat kepadatan dan kekuatan yang diinginkan. Penggunaan genteng menjadi yang paling banyak dipilih karena berbagai alasan.
Salah satu dari alasan yang dimaksud adalah karena harganya yang murah, usia gunanya yang panjang, serta pemasangannya yang mudah. Genteng akan disusun dengan metode interlocking atau saling mengunci sehingga membentuk sebuah atap yang dapat melindungi bagian dalam rumah dari panas teriknya matahari dan air hujan.
-
Keramik
Penggunaan keramik sebagai bahan atap juga sangat umum didengar karena sekilas memiliki tampilan yang lebih indah dan rapi. Keramik atap dibuat dengan bahan berupa tanah liat yang kemudian diproses dalam suhu yang tinggi. Lapisan glazur di permukaannya juga akan membuat keramik mampu memantulkan panas dan kedap air.
Jika dibandingkan dengan genteng biasa, maka harga keramik memang sedikit lebih mahal. Kendati demikian, banyak keunggulan yang bisa didapat jika anda menggunakan keramik sebagai atap. Proses perawatan mereka pun lebih mudah serta memberikan kesan modern pada rumah yang sedang anda bangun saat ini.
-
Rumbia
Rumbia adalah bahan ketiga yang lumayan populer di Indonesia. Banyak gazebo ataupun atap restoran dengan konsep etnik yang menggunakan rumbia. Bagi anda yang belum tahu, rumbia terbuat dari dedaunan tanaman palem yang kemudian dikeringkan dan disusun sedemikian rupa untuk melapisi bagian kerangka dari atap.
Tipe atap ini termasuk yang masih dalam ranah tradisional sehingga tidak dapat anda temukan di kawasan lain. meskipun memiliki kesan estetik, namun penggunaan rumbia sebagai atap sudah mulai jarang digunakan. Mereka lebih cenderung dipakai sebagai bagian dari unsur keindahan seperti hiasan diatas gazebo maupun pelapis atap di hotel.
-
Ijuk
Selain rumbia, anda juga seharusnya sudah tidak asing dengan penggunaan ijuk sebagai atap. Ijuk sendiri adalah bahan yang berasal dari pelepah pohon aren yang kemudian diproses hingga memiliki warna yang gelap. Atap ijuk sering digunakan di bangunan banguanan traisional seperti halnya pura di Bali. Namun sayangnya tipe bahan tersebut kurang tahan lama dan mudah bocor.
-
Bitumen
Dibandingkan dengan empat bahan yang telah disebutkan sebelumnya, bitumen adalah yang masih asing ditelinga masyarakat. Sejatinya tipe atap ini sudah banyak ditemukan namun memang kebanyakan orang tidak tahu nama dari bahan tersebut. Jika dilihat sekilas, bitumen merupakan bahan atap yang hasil akhirnya terlihat seperti genteng aspal.
Atap rumah bitumen terbuat dari material berupa lapisan aspal, resin, serbuk kertas, dan serat organik. Wujudnya berupa lembaran yang masing masing memiliki ketebalan 0.5 hingga 1 cm. anda bisa memilih mana yang sesuai dengan rancangan dan perhitungan konstruksi yang telah dibuat oleh arsitek. Kemudian lembaran tadi akan disusun menggunakan sekrup ke reng.
Dari kelima bahan yang telah disebutkan tadi, mana yang paling menarik perhatian anda? jika anda bingung untuk menentukan mana yang tepat, maka carilah inspirasi di internet. Salah satu platform yang perlu anda lihat saat sedang membangun rumah adalah Rumarumi.com. Anda dapat menemukan penjelasan seputar desain, material, dan tips penting pembangunan hunian.