Islam yang notabenenya merupakan agama dengan penganut terbesar di Indonesia tentu memiliki kekuatan dan andil yang besar dalam membangun arah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan tanggung jawab yang besar ini Tentunya seluruh umat Islam menyadari tentang pentingnya peran islam sebagai penengah dari segala macam kepercayaan yang ada di Indonesia. Sendiri di Indonesia telah berkembang cukup pesat dari zaman ke zaman. Hal ini dikarenakan peran-peran ulama dan para pendakwah secara langsung maupun di media sosial. Memperkenalkan Islam sebagai agama kepercayaan yang damai dan mencintai segi sosial maupun alam kepada seluruh dunia adalah tanggung jawab setiap muslim di Indonesia. Maka dari itu sebagai umat Islam tentunya kita dapat bergaul dengan segala macam jenis agama atau kepercayaan yang ada di Indonesia tanpa ada diskriminasi satu sama lain.
Salah satu perkembangan Islam bisa kita bahas adalah mengenai masuknya Islam di daerah Kalimantan Selatan atau Banjarmasin. Masuknya Islam di Banjarmasin atau Kalimantan Selatan diayakini melalui dua cara, yaitu yang pertama melewati Selat Malaka pada peristiwa transaksi jual beli dengan kelompok pedagang Portugis. Serta menyebabkan Islam semakin menyebar ketika Portugis dapat mengambil alih selat Malaka untuk dijajah. Yang kedua adalah melalui para pendakwah yang dikirim dari Pulau Jawa. Tentunya kerajaan tersebut adalah kerajaan Demak sebagai salah satu pionir Islam pulau Jawa. Tentunya kerajaan Demak merupakan salah satu alasan bagaimana islam dapat tersebar luas di seluruh penjuru negara ini. Kerajaan Demak lah yang mengakui kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan sebagai salah satu kerajaan islam di tanah tersebut. Rajanya yang pertama bernama Raden Samudera memiliki gelar suryanullah atau suriansyah dan memiliki wilayah yang luas di Kalimantan Selatan.
Masjid peninggalan Sultan Suriansyah merupakan masjid yang tertua di Kalimantan selatan bahkan di seluruh pulau Kalimantan. Dari namanya sudah jelas bahwa masjid ini dibangun pada masa kepemimpinan Kerajaan Banjar di era raden Samudera yang memiliki gelar dari kerajaan Demak sebagai suryanullah atau Suryansyah. Setelah berhasil memiliki kursi kepemimpinan di Kerajaan Demak pangeran Samudra ini mendirikan sebuah masjid di dekat sungai kuin. Arya yang berjulukan sebagai Banjar lama ini Tentunya memiliki banyak sejarah termasuk tentang cerita di balik masjid yang didirikan Sultan suryansyah ini. Bentuk ruang yang dihadirkan pada masjid ini mengadaptasi pola ruang dari masjid pertama kerajaan Demak. Karena memang dapat kita ketahui salah satu penyebab rajanya yang pertama mampu menjadi seorang pemimpin dikarenakan peran dan andil besar dari Kerajaan Demak. Maka dari itu tidak ada salahnya bila pola ruang yang digunakan hampir mirip dengan Masjid Agung Demak.
Keunikan Artistektur Masjid Sultan Suriansyah
Keunikan yang terdapat pada masjid Kuin ini adalah arsitekturnya yang menganut budaya Banjar. Sama seperti masjid Agung Kerajaan Demak yang mengutamakan bentuk dari nilai budaya sebagai arsitektur masjid. Berbeda dengan Demak yang menganut bentuk dari filosofi Jawa, namun di Masjid pendirian Sultan Suriansyah ini menganut arsitektur Banjar. Hal ini dikarenakan agar masyarakat sekitar dapat merasa turut mencintai masjid ini karena memiliki arsitektur yang sama dengan budaya mereka. Dengan begitu akan ada daya tarik masyarakat sehingga banyak orang yang akan datang ke masjid tersebut.
Keunikan yang lain adalah terdapat makam dari para raja Kerajaan Banjar, terutama Raja Raden samudra atau yang dikenal dengan nama dari gelar kerajaan Demak berupa Suryanullah atau Suriansyah. Selain itu juga terdapat galeri galeri yang dapat digunakan sebagai cerita bersejarah dari kerajaan Banjar, kondisi sosial budaya dan mengenai sejarah Masjid Kuin itu sendiri. Hal ini yang menyebabkan masjid ini menjadi salah satu destinasi banyak orang terutama para santri untuk berlibur atau menambah pengalaman dan pengetahuan.
Arsitektur masjid peninggalan Sultan Suriansyah ini sudah sangat jelas terinspirasi dari masjid Agung Demak yang didirikan oleh kerajaan Demak. Karena memang hubungan antara Kerajaan Demak dan Banjar sangatlah baik terkait penyebaran agama Islam maupun sosial budaya. Arsitektur yang disajikan segala bentuk filosofinya hampir mirip dengan Masjid Agung Demak. Seperti pilar-pilar di ruangan yang disakralkan sebagai pilar yang bernama “suku guru”, atap-atap yang bertingkat dan lebar, terdapat makam raja di sekitar masjid, dan terdapat galeri yang mengenal sejarah kerajaan serta berdirinya Masjid tersebut. Namun perbedaannya ada pada sisi gaya arsitektur tersebut. Pada Kerajaan Demak saat membangun masjid Demak tersebut menggunakan gaya arsitektur Jawa kuno, tetapi pada Kerajaan Banjar ini yang membangun masjid peninggalan Sultan Suriansyah menggunakan gaya Banjar.
Mungkin sebagian anda ketika berkunjung di masjid akan sulit melupakan dan ingin kembali ke tempat tersebut. Hal yang pasti bisa anda serupai untuk bisa menghadirkan Kenangan masjid bersejarah tersebut di rumah Anda adalah dengan menggunakan karpet yang sama dengan masjid tersebut. Atau mungkin anda mau menghadirkan suasana tersebut di masjid-masjid daerah anda dengan membeli karpet yang serupa. Tentunya anda bisa mencarinya di berbagai tempat menjual karpet mirip dengan Masjid Demak ataupun Masjid peninggalan Sultan Suriansyah, atau anda hanya perlu mengakses secara online mencari motif yang sesuai dengan kenangan nostalgia anda lalu mencari toko jual karpet masjid yang memiliki kredibilitas terkait produk dan layanan nya. Jadi anda dapat mengurangi rasa kangen anda terhadap tempat wisata Masjid Islamic tersebut dengan cara menggunakan karpet yang mirip dengan masjid-masjid tersebut.
Askes Menuju Masjid Bersejarah Di Banjarmasin
Untuk akses menuju Masjid Kuin ini anda dapat kunjungi suatu wilayah yang dijuluki dengan Banjar Lama. Atau lebih tepatnya terletak pada Jalan Kuin Utara, Banjarmasin Kalimantan Selatan. Masjid ini sering digunakan sebagai tempat wisata Islami bagi para santri, maupun mahasiswa, sebuah kelompok mengaji, atau kunjungan dari bentuk kelompok wisata dari wilayah lain. Masjid ini terletak dekat dengan hulu sungai kuin di kalimantan Selatan.
Jika anda berada di Jalan Belitung Darat anda hanya perlu lurus saja menuju sungai Barito dan mengikuti jalan menuju Jalan HKSN. Lalu nanti anda akan melewati sebuah sungai, sungai ini adalah sungai kuin. Di mana berarti anda berada dekat dengan masjid peninggalan Sultan Suriansyah tersebut. Anda tidak akan merasa rugi, karena memang desain dan arsitektur masjid ini sangat memukau dan layak untuk di datangi bersama teman maupun keluarga. Halaman parkirnya juga lumayan luas sehingga anda tidak perlu kebingungan untuk melakukan parkir. Karena memang masjid ini memiliki fungsi yang penting ketika menyebarkan Islam di Kalimantan Selatan khususnya Pulau Kalimantan itu sendiri. Jadi nilai sejarah yang akan anda dapatkan dari pengalaman perjalanan ini akan sangat bermanfaat bagi anda.
Kegiatan Kegiatan Di Sekitar Masjid Kuin Banjarmasin
Kegiatan-kegiatan unik yang sering terjadi di sekitar masjid ini tentunya banyak sekali pengunjung dari luar kota Kalimantan untuk melihat galeri dari masjid ini dan juga berziarah di makam para petinggi kerajaan Banjar dan Abdi dalamnya. Biasanya yang mengunjungi tempat ini kebanyakan adalah para santri atau sekolah Islam yang sedang melakukan liburan dan study tour. Karena masjid ini termasuk bangunan yang dilindungi dan bersejarah di Kalimantan Selatan, menyebabkan pengunjung yang datang setiap harinya cukup banyak.
Itu dia cerita mengenai berdirinya sebuah masjid legendaris di wilayah Kalimantan Selatan, tentu sebagai seorang Muslim setelah mengetahui hal tersebut akan membangkitkan niat kita untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang sejarah tentang perkembangan dan penyebaran Islam di Indonesia.