Batuk, pilek, asma dan penyakit pernapasan lainnya sering sekali dialami banyak orang, tidak mengenal usia dari yang muda, tua sampai bayi pun sering terserang penyakit tersebut. Ketika terserang penyakit pernapasan tentu sangat mengganggu. Namun tidak perlu hawatir karena hal itu dapat diatasi dengan obat-obatan dan sebuah alat yang dikenal dengan nebulizer. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah penjelasan mengenai Obat Untuk Nebulizer. Nebulizer adalah alat kesehatan yang dapat menghasilkan uap dari obat-obatan cair sehingga dapat dihirup dengan mudah dan nyaman. Alat ini dapat membantu mengantarkan obat cair dalam bentuk butiran air yang sangat kecil agar langsung masuk ke paru-paru. Mesin uap ini dapat digunakan dalam kondisi darurat serta dalam perawatan rumah untuk mengatasi berbagai macam penyakit pernapasan. Beberapa ahli menyebutkan bahwa alat nebulizer mampu mengatasi infeksi bakteri pada 76 persen pasien yang diberikan obat antibiotik lewat mesin uap ini. Dalam sebuah survei yang dilakukan pada pasien pengguna nebulizer di rumah, terbukti bahwa manfaat alat hirup uap ini jauh lebih besar daripada potensi risiko apa pun. Alat ini sendiri bisa menjadi alat yang sangat membantu dalam mengendalikan penyakit paru kronis, serta bisa membantu para pasien lebih berhemat. Dengan penjelasan tersebut membuktikan bahwa alat ini sangat efektif untuk menangani berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan pernapasan.
Kondisi Kesehatan Yang Memerlukan Nebulizer
Berbagai penyakit pernapasan yang membutuhkan pengobatan menggunakan alat nebulizer diantaranya adalah :
- Asma
Asma merupakan salah satu jenis penyakit pernapasan yang ditandai dengan radang saluran napas kronis sehingga saluran pernapasan menjadi bengkak, mengencang, dan menghasilkan lendir berlebihan sehingga menyebabkan sulit bernapas.
- Penyakit paru obstruktif kronis
Penyakit ini menyerang paru-paru secara perlahan dan bertahap. Penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan merokok. Gejala pada penyakit ini yaitu adanya gangguan pernapasan dan juga napas menjadi terhambat. Hal ini disebabkan karena adanya kombinasi penyakit saluran pernapasan seperti bronchitis kronis, rusaknya kantong udara di paru-paru dan asma refrakter (berat).
- Bronchiolitis
Penyakit ini disebabkan karena adanya peradangan dan pembengkakan saluran udara kecil pada bagian paru-paru yaitu bronkiolus yang disebabkan karena adanya infeksi virus. Kondisi ini sering ditemukan pada bayi dan bisa jadi salah satu risiko penyakit asma di kemudian hari. Dokter atau perawat sering sekali menganjurkan nebulizer sebagai salah satu cara untuk mengatasi bronkiolitis. Namun hal ini juga tergantung pada kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.
- Bronkiektasis
Bronkiektasi merupakan penyakit yang biasanya ditandai dengan saluran napas yang luka dan meradang, serta dipenuhi dengan lendir yang sangat kental. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri. Fungsi nebulizer adalah sebagai alat yang dapat digunakan untuk membersihkan lendir kental tersebut. Dengan demikian Anda lebih mudah mengeluarkan lendir sehingga obat-obatan untuk infeksi bakteri jadi lebih mudah diserap.
- Crystic Fibrosis
Crystic fibrosis adalah penyakit genetik yang dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengendalikan gerakan garam dan air di antara sel-sel yang ada pada tubuh. Hal ini yang menyebabkan terbentuklah lendir yang sangat kental di paru-paru dan sistem pencernaan. sehingga Hal ini dapat membuat Anda susah bernapas dan meningkatkan risiko infeksi paru-paru.
- Sinusitis
Sinusitis disebabkan karena adanya peradangan yang terjadi pada area hidung dan sinus. Nebulizer cukup ampuh mengurangi gejala-gejala penyakit sinusitis seperti hidung tersumbat atau nyeri di area hidung dan wajah.
Sejarah Nebulizer
Pada tahun 1858 Sales-Girons seorang dokter dari Perancis menemukan alat nebulizer sederhana. Ini merupakan alat nebulizer yang pertama kali. Awalnya piranti ini berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyemprotkan obat cair kedalam mulut pasien. Penggunaan alat ini masih sangat manual yaitu menggunakan pompa sebagai pegangannya. Ketika pompa ditarik keatas maka akan menarik cairandari reservoir.dan ketika pompa ditekan maka alat akan menyemprotkan cairan tersebut. Kemudian pada tahun 1864 nebulizer uap pertama diciptakan di Jerman. Alat ini menggunakan prinsip venture untuk menyemprotkan cairan obat cair, dan ini merupakan cikal bakal dari terapi nebulizer.
Akhirnya pada tahun 1930 nebulizer listrik pertama kali diciptakan dan disebut pneumostat. Dengan perangkat ini cairan obat dirubah menjadi aerosol yang menggunakan kompresor listrik. Pada tahun 1956 seiring perkembangan teknologi, nebulizer berteknologi tinggi diluncurkan oleh Riker Laboratorium dalam bentuk inhaler bertekanan dengan dosis yang terukur menggunakan pendorong gas propelan yaitu Freon atau HFA. Dan pada puncaknya pada tahun 1964 diperkenalkan nebulizer elektronik tipe baru yang disebut ultrasonik nebulizer. pada masa kini nebulizer sudah semakin canggih dan harganya semakin terjangkau serta mudah digunakan dan efektivitasnya juga semakin baik.
Tipe-tipe Nebulizer Yang Ada Di Pasaran
- Tipe Compressor
Compressor nebulizer ini, dijalankan dengan bantuan aliran gas yang berkecepatan tinggi melalui obat cair sampai berubah menjadi bentuk uap. Tipe compressor biasanya lebih murah di bandingkan yang lain. Namun biasanya alat ini boros karena menggunakan daya listrik dan menghasilkan suara keras yang cenderung mengganggu dan berisik. Durasi penggunaan nebulizer compressor sekitar 8-20 menit dalam sekali pemakaian.
- Tipe Ultrasonik
Jenis ini menghasilkan getaran frekuensi tinggi untuk mengubah obat cair menjadi uap air. Keunggulan dari jenis ini yaitu tidak mengeluarkan suara sehingga tidak berisik, ukurannya kecil, sehingga mudah dibawa kemana-mana karena pada penggunaannya menggunakan baterai sebagai sumber dayanya. Nebulizer ultrasonik juga dapat bekerja lebih cepat dibandingkan dengan tipe yang lain yaitu sekitar 6 menit dalam sekali pengobatan.
- Tipe Mesh
Tipe mesh ini merupakan jenis nebulizer yang menggunakan listrik atau gelombang ultrasonik yang berfungsi untuk menggetarkan obat cair sampai melewati lubang-lubang mesh. Hasil keluaran jenis ini yaitu tetesan uap cairan yang sangat halus. Namun harga alat ini lebih mahal dibandingkan dengan jenis alat nebulizer yang lainnya.
Langkah-langkah Atau Cara Menggunakan Nebulizer
Cara atau langkah yang tepat dalam menggunakan nebulizer akan membuat nebulizer dan obat yang masuk dalam tubuh bekerja dengan efektif. Berikut ini adalah langkah-langkah cara menggunakan nebulizer :
- Sebelum menggunakan nebulizer alangkah baiknya mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir untuk mencegah kuman ikut serta masuk ke paru-paru lewat tangan yang menyentuh nebulizer.
- Siapkan obat yang akan digunakan dan masukkan obat ke dalam wadah obat nebulizer dengan cara menggunakan pipet atau alat suntik.
- Tambahkan cairan saline jika diperlukan dan harus sesuai resep dokter.
- Hubungkan wadah obat ke mesin dan juga masker ke bagian atas wadah.
- Pasangkan masker sampai menutupi hidung dan mulut. Yang terpenting adalah pastikan masker tersegel secara baik dengan wajah agar uanp tidak ada yang keluar sehingga obat bekerja dengan maksimal.
- Hidupkan mesin kemudian tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut.
- Pengobatan berakhir ketika sudah tidak ada uap yang keluar.
Manfaat Penggunaan Alat Nebulizer
metode penggunaan alat nebulizer cenderung atau sering sekali diberikan oleh bayi atau anak-anak. Karena bayi dan anak-anak belum mampu mengeluarkan dahak ataupun lendir dalam hidung secara maksimal. Pada penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang ditandai dengan peradangan disertai batuk, pilek, adanya dahak, bisa mengganggu kebersihan jalan napas membuat aliran oksigen ke paru-paru menjadi tidak lancar, dahak inilah yang harus di bersihkan. Untuk dapat membersihkan dan mengeluarkannya dahak harus di buat atau diubah menjadi lebih encer, disinilah fungsi pemberian nebulizer. berikut ini adalah penjelasan lebih dalam mengenai manfaat menggunakan alat nebulizer sebagai metode pengobatan penyakit pernapasan :
- Obat dapat langsung tersalurkan ke paru-paru
Partikel uap yang dihasilkan nebulizer amat sangat kecil, berukuran sekitar 1-7 µm (mikrometer). Sehingga obat akan dapat lolos dari saringan dan lebih cepat meresap ke bagian paru-paru yang menjadi target pengobatan. Terapi nebulizer ini merupakan metode yang lebih cepat dan efisien untuk menghantarkan obat ke dalam paru-paru dibandingkan obat oral atau obat minum.
- Efek samping relative lebih kecil
Menghirup obat lewat nebulizer atau pengobatan yang dilakukan menggunakan alat nebulizer sangat disarankan karena akan langsung mengenai target pada paru-paru yang bermasalah sehingga tidak menyebar ke bagian lain dari paru-paru. Metode penghantaran obat dengan cara ini lebih efisien itu artinya obat akan bekerja lebih cepat untuk mengobati masalah dalam dosis yang lebih rendah. Pemberian obat dosis rendah akan mengurangi risiko efek samping. Dosis obat yang dibutuhkan dalam terapi nebulizer bahkan lebih sedikit dibandingkan dengan obat-obatan yang diberikan secara oral atau obat minum.
- Pemakaian sangat mudah
Cara pemakaian alat nebulizer sangatlah mudah. Dengan nebulizer anda cukup hanya dengan menarik dan menghembuskan napas. Dengan pemakaian yang mudah pasien juga dapat menggunakan secara mandiri tanpa bantuan perawat karena alat nebulizer juga sudah tersedia yang portable sehingga mudah dibawa kemana-mana dan dipakai kapanpun sesuai kebutuhan.
Hal-hal Yang Di Hawatirkan Ketika Menggunakan Nebulizer
Begitu banyak manfaat yang didapat pada metode pengobatan menggunakan nebulizer, namun ada beberapa kemungkinan yang juga harus diperhatikan diantaranya adalah :
- Pemberian obat yang kurang akibat malfungsi yang terjadi pada alat tersebut.
- Menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atau yang sering disebut dengan spasme bronkus.
- Penambahan gas yang terjadi pada ventilator sirkuit dari nebulizer dapat menyebabkan peningkatan volume, aliran dan tekanan puncak saluran udara.
- Penambahan gas pada ventilator dari nebulizer juga dapat menyebabkan kipas pada ventilator tidak berjalan selama proses nebulasi akan dimulai.
- Dosis yang diberikan kurang tepat dikarenakan dalam penggunaan alat maupun teknik yang digunakan kurang tepat.
- Efek yang tidak baik pada sistem sekunder dari penyerapan obat tersebut dapat terjadi akibat dari tingginya pemberian dosis dari beta agonis. Pada pasien yang mengalami kelebihan dosis, hypokalemia atrial atas ventricular disritmia dapat ditemukan.
- Penampilan karakter dari ventilator terhadap tingkat sensitifitas sistem alarm dapat juga dipengaruhi oleh alat aerososl atau adapter dan tyeknik penggunaannya.
Demikianlah uraian yang dapat penulis paparkan kepada anda para pembaca, khususnya para penderita penyakit pernapasan. Semoga dapat bermanfaat.